Selasa, 25 Oktober 2011

SMP Rimba Teruna Bogor

Leggi tutto >>

Sabtu, 15 Oktober 2011

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGY NEGARA

Pancasila Sebagai Ideologi

20 Apr
Nilai Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa di kalangan mahasiswa di Indonesia, makin luntur. Hasil kajian survei Gerakan Mahasiswa Nasional 2006 di lima perguruan tinggi negeri, yakni di Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Brawijaya (UNIBRAW) menunjukkan, hanya 4,5 persen mahasiswa yang memandang Pancasila tetap layak sebagai pandangan hidup bangsa[1]. Kenyataan di atas membuat kita kemudian bertanya kepada diri kita sendiri, sejauh mana kita mengenal ideologi kita sendiri. Nilai – nilai dasar Pancasila yang telah ditanamkan pada diri kita semenjak di bangku sekolah dasar hingga di bangku kuliah pun sudah cukupkah untuk kita amalkan? Pertanyaan yang wajib kita jawab dan renungkan sendiri-sendiri.
Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia pada kenyataanya telah banyak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya. Sungguh ironis ketika yang melakukan itu adalah orang-orang yang duduk di pemerintahan yang justru seharusnya memberikan teladan yang baik bagaimana seharusnya Pancasila itu diamalkan. Bahkan dalam beberapa waktu yang lalu sempat ditayangkan diacara televisi bagaimana para pemuda pemudi Indonesia tidak mampu menjawab pertanyaan dengan benar tentang urutan sila-sila Pancasila. Sungguh sangat menyedihkan, ketika dasarnya saja sudah terlupakan seperti apalagi pengamalannya.
Kondisi buruk demikian, mendorong kebangkitan neo-PKI yang berjuang mempraktekkan ideologi marxisme-komunisme-atheisme yang bertentangan dengan ideologi Pancasila yang dijiwai moral theisme-religious. Sesungguhnya, PKI secara konstitusional dan filosofis-ideologis melakukan separatisme-ideologi; dalam makna mereka menegakkan ideologi komunis yang bertentangan dengan ideologi negara Pancasila[2].
Posisi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
Istilah ideoloogi berasal dari kata “idea” yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan “logos” yang berarti ilmu. Kata “idea” barasal dari Bahasa Yunani “eidos” yang artinya bentuk. Di samping itu kata “idein” yang artinya melihat. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari “idea” disamakan dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita[3].
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia. Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarak Indonesia sebelum membentuk negara. Unsur-unsur yang merupakan materi Pancasila diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kuasa materialis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebgai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, bukannya mengangkat atau mangambil dari ideologi bangsa lain. Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif, oleh karena ciri khas Pancasila itulah yang memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara modern yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi. Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI).
Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar negara. Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta perjuangan suatu bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri yang berasal dari kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Di samping pengertian formal menurut hukum atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut).
Kondisi Pancasila dalam Konteks Kekinian
Era Reformasi digelindingkan tanpa disertai konsep kesiapan melakukan perubahan yang memadai, hanya sekedar untuk menumbangkan rezim lama yang dianggap otoriter. Lalu menggelar demokratisasi (liberal) yang tidak pas dengan akar budaya bangsa, disertai kebebasan yang nyaris tanpa batas, tanpa kehadiran pemimpin yang kuat berkarakter, telah mambawa Indonesia ke dalam situasi yang sarat dengan kerawanan. Di satu sisi Hukum belum sepenuhnya ditegakkan demi terciptanya tertib sosial (social order) yang memungkinkan terselenggaranya demokrasi. Isu HAM dijadikan ‘senjata’ untuk mencari kesalahan atau saling menuding, bukan justru dipromosi, diproteksi dan diaktualisasikan sebagai acuan/tujuan hukum dan demokrasi. Sementara itu, dalam proses mengawal, mengarahkan dan mengelola proses kenegaraan dan kebangsaan, sangat dibutuhkan kehadiran institusi-institusi kenegaraan/pemerintahan yang efektif serta kepemimpinan yang kuat, apalagi untuk Indonesia dengan kebhinekaan yang sangat luas. Namun Indonesia justru sedang mengalami problem serius menyangkut kedua faktor tersebut.
Tantangan ini amat dirasakan dalam era reformasi. Elite reformasi hanya memperjuangkan kebebasan atas nama demokrasi dan HAM. Karenanya, sikap dan praktek politik rakyat Indonesia makin memuja kebebasan, materialistik, bahkan melupakan nilai-nilai persatuan (kekeluargaan, kerukunan) juga nilai moral Ketuhanan (Keagamaan).
Fenomena sosial politik budaya reformasi menampakkan degradasi wawasan nasional, bahkan juga degradasi kesadaran ideologi Pancasila. Kondisi demikian dapat membawa bencana dan tragedi nasional, berupa disintegrasi nasional, bahkan degradasi mental dan moral sebagai bangsa yang menganut filsafat Pancasila yang beridentitas theisme-religious. Analisis ini dibuktikan dengan adanya praktek budaya neo-liberalisme baik sosial politik.
Pemuda Pancasila
Pertanyaan mendasar yang sepatutnya kita ketahui adalah siapakah Pemuda Pancasila? Jika diusut dari akarnya, Pemuda Pancasila didirikan oleh IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 28 Oktober 1959. Fase pendiriannya di pengujung tahun 50-an ditandai dengan perjuangan politik untuk menyelamatkan Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana diamanatkan oleh Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada fase inilah karakter organisasi dan orientasi ideologi Pemuda Pancasila terbentuk. Manifestasi dari karakter organisasi dan orientasi ideologis yang dimaksud tercermin dari sikap dan komitmennya yang teguh untuk tetap mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara dan perekat ke-Bhinneka-an bangsa.
Pemuda Pancasila berikrar memperjuangkan isi SUMPAH PEMUDA 28 Oktober 1928, UUD 1945 dan ideologi Pancasila sebagai ideologi satu-satunya yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ikrar Pemuda Pancasila :
1. Bertanah Air satu, Tanah Air Indonesia.
2. Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia.
3. Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia.
4. Berideologi satu, Ideologi Pancasila.
Suatu hal yang harus disikapi secara serius oleh Pemuda Pancasila sejak awal era reformasi adalah degradasi kredibilitas yang semakin kentara. Sekalipun “public conviction” ini tidak didasarkan pada suatu hasil angket formal, namun nuansanya dapat dirasakan dari kurangnya liputan dan respon public terhadap Pemuda Pancasila selama ini. Kondisi ini patut menjadi pertanyaan mengingat Pemuda Pancasila cukup memiliki kiprah yang penting pada era Orde Baru.
Di manakah Pemuda Pancasila tentunya akan muncul sebagai pertanyaan yang mengekor dari pertanyaan sebelumnya. Laju arus globalisasi yang membuat negara kita pun ikut terseret ke dalamnya memunculkan ideologi-ideologi baru yang lama kelamaan semakin mengikis nilai-nilai dasar Pancasila itu sendiri. Degradasi moral yang terjadi pada generasi penerusnya menimbulkan sikap apatis terhadap publik. Bahkan mereka yang mengaku memperjuangkan hak-hak rakyat sekalipun tidak menutup kemungkinan ada “orang dalam” yang berpengaruh di dalamnya.
Orientasi individu cenderung lebih menggejala dibadingkan orientasi sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kita. Belum lagi kebutuhan-kebutuhan fisiologis seperti sandang-pangan dan keamanan, yang menurut Maslow sangat mendasar bagi setiap manusia, masil terlalu dominan bagi banyak kalangan masyarakat kita. Kondisi tersebut jelas memaksa mereka untuk lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan mendasarnya dibandingkan melibatkan diri pada aktivitas asosiatif yang tentu akan menyiakan waktu-waktu produktifnya. Menguatnya fenomena bowling alone dikalangan publik jelas akan kurang menguntungkan bagi perjalanan demokrasi kita[4].
Kini Indonesiaan sedang menhadapi ancaman yang bersifat multidimensional sehingga bangsa dan Negara dalam keadaan kritis, Pancasila dirongrong oleh ideologi-ideologi lain yang bersifat imperial-global sehingga nilai-nilai luhur bangsa menjadi luntur atau merosot, sistem politik/ demokrasi dan ekonomi sudah amat liberal sehingga tidak mampu membawa rakyat kearah perbaikan, budaya tambah tercerabut dari akarnya, sistem dan penegakkan hukum lemah, begitu pula aspek hankam, tidak hanya TNI tetapi juga kekuatan pertahanan lain demikian lemahnya sehingga Indonesia yang besar dan negaranya kaya ini dengan mudah dilecehkan negara kecil seperti Malaysia dan Singapura. Dengan demikian sudah saatnya kekuatan intelektual Indonesia bangkit kembali untuk mempertahankan dan memantapkan ideologi Pancasila, dengan cara mengambil peran menentukan dalam proses perubahan atau perbaikan.
Kita tidak bisa hanya menyalahkan penetrasi ideologi asing yang mengakibatkan lunturnya nilai-nilai luhur atau karakter dan jati diri bangsa. Kita perlu melakukan introspeksi karena selama Kemerdekaan, kita telah abai dengan “Pembangunan Karakter” atau Character building yang seharusnya didapatkan dari pendidikan, pengalaman atau penugasan. Dalam konteks ini peluang peran intelektual sebagai agen perubahan/ perbaikan sangat besar, antara lain untuk memperbaiki sistem pendidikan kita yang terlalu berorientasi pada kompetensi atau transfer of knowledge/ transfer of technology serta kurang beroriantasi pada pembangunan karakter atau transfer of value.
Kaum intelektual memiliki potensi besar dalam pembinaan generasi muda, peran ini amat strategis mengingat generasi muda merupakan kader pemimpin dan penerus perjoangan bangsa dimasa dating. Ironinya kini kondisi generasi muda kita sangat mengkhawatirkan, tawuran, narkoba, minuman keras, cara hidup hedonistik mewarnai kehidupan sebagian besar kaum muda Indonesia. Akibat pola hidup yang demikian itu, niscaya rasa tanggung jawab, nasionalisme dan kesadaran bela negaranya pun akan tereduksi sehingga amat berbahaya untuk kelanjutan masa depan bangsa. Dalam keadaan seperti ini, peran intelektual terutama yang telah memiliki nilai-nilai perjuangan, wawasan kebangsaan dan ketrampilan bela Negara terasa menjadi lebih vital.
Pemuda Pancasila perlu me-reorientasi perannya bagi kepentingan publik. Sebagai interest group, kehadiran Pemuda Pancasila sebenarnya lebih dibutuhkan oleh publik. Hal ini perlu dipahami oleh Pemuda Pancasila mengingat secara normatif, eksistensinya harus difungsikan untuk melindungi kepentingan sektor-sektor publik dari tirani sistem politik mayoritas
KESIMPULAN
Ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita. Degradasi moral yang terjadi dalam diri generasi muda semakin membuat nilai-nilai dasar Pancasila semakin terkikis. Masuknya paham-paham baru yang siap sedikit demi sedikit menyusupi ideology Pancasila membawa kita ke posisi yang semakin rawan. Tidak salah ketika bergantian negara-negara tetangga berusaha untuk mencaplok negara kita.
Ideology Pancasila yang tumbuh orisinil dari nilai-nilai dasar bangsa Indonesia sendiri adalah sebuah keistimewaan bagi kita yang wajib kita jaga dari generasi ke generasi. Keautentikan ideology Pancasila perlu kita pertahankan dari serangan ideologi-ideologi baru yang berusaha untuk menggerogoti tubuh Pancasila bahkan bersiap untuk mengikis habis. Ikrar Sumpah Pemuda bukan hanya kenangan masa lalu yang akan kita lupakan begitu saja. Ikrar itu adalah bentuk janji para pemuda Indonesia tentang komitmennya untuk tetap menjunjung tinggi Pancasila dan nilai-nilainya. Ikrar itulah yang seharusnya kita camkan dalam hati dan sepatutnya kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari untuk menjadi seorang yang “ber-Pancasila”.
Ancaman multidimensional yang dihadapi Negara kita adalah beban dan tanggung jawab kita sebagai warga Negara. Masuknya globalisasi yang semakin memanjakan hidup kita dan sedikit demi sedikit mulai melupakan Pancasila harus kita bending dengan intropeksi ke dalam diri kita masing-masing. Sudah saatnya kita menegakkan kepala melihat realitas yang ada. Perbaikan sistem pendidikan yang terlalu berorientasi pada kompetensi atau transfer of knowledge/ transfer of technology serta kurang beroriantasi pada pembangunan karakter atau transfer of value  bisa menjadi bahan evaluasi bagi kaum intelektual yang juga harus ikut ambil bagian.
Penanaman nilai-nilai perjuangan, wawasan kebamgsaan, dan keterampilan bela Negara menjadi pusat perhatian utama bagi kaum intelektual untuk perbaikan generasi muda yang mulai tereduksi nilai-nilai Pancasilanya. Srebagai pemuda Pancasila yang akan terjun di masyarakat, reorientasi perannya bagi kepentingan public akan sangat dibutuhkan untuk melindungi sector-sektor publik dari usaha pencaplokan dari Negara-negara lain baik secara ideologi maupun secara politik ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Hendropriyono, AM.  Essay Reformasi Pemuda Pancasila.
Makalah Seminar Nasional “Strategi dan Sumber Daya Bangsa Menghadapi Perang Modern”. Peran Intelektual dalam Mempertahankan dan Memantapkan Ideologi Pancasila.
MNS Lab. Pancasila-UM (2008). Pembudayaan Asas Moral dan Ideologi Pancasila bagi SDM Indonesia sebagai Subyek Pancasilais.
M.S, Kaelan. (2003). Pendidikan Pancasila, Paradigma : Yogyakarta.
Suara Pembaruan, Edisi 18 April 2008.

Suara Pembaruan Edisi 18 April 2008
MNS Lab. Pancasila-UM
Drs. H. Kaelan, 2003, hal.113
Reformasi Pemuda Pancasila, AM. Hendropriyono
Leggi tutto >>

Kontroversi Lagu JUDAS – Lady Gaga

JUDAS - LADY GAGA (2011)

When he comes to me I am ready
I’ll wash his feet with my hair if he needs
Forgive him when his tongue lies through his brain
Even after three times he betrays me
I’ll bring him down, bring him down, down
A king with no crown, king with no crown
[Chorus]
I’m just a Holy Fool, oh baby he’s so cruel
But I’m still in love with Judas, baby
I’m just a Holy Fool, oh baby he’s so cruel
But I’m still in love with Judas, baby
(Ketika ia datang padaku, aku siap
Aku akan membasuh kakinya dengan rambutku jika ia membutuhkan
Maafkan dia ketika lidahnya berbohong melalui otaknya
Bahkan setelah tiga kali dia mengkhianati saya

Aku akan membawa dia turun, membawanya turun, turun
Seorang raja tanpa mahkota, raja tanpa mahkota
[Chorus]
Aku hanya Kudus bodoh, sayang oh dia begitu kejam
Tapi aku masih cinta dengan Yudas, sayang
Aku hanya Kudus bodoh, sayang oh dia begitu kejam
Tapi aku masih cinta dengan Yudas, sayang)
Lagu di atas adalah salah satu penggalan single terbaru Lady Gaga : JUDAS. Dari judulnya sudah terlihat ada sedikit sentimen agama yang dibawakan, dan tentu saja pada liriknya. Penggalan lagu di atas sudah menggambarkannya. Lirik lagu yang juga termasuk dalam album Born This Way ini membuat marah kelompok agama, salah satunya adalah Katholik . Meskipun organisasi atau kelompok agama tersebut belum pernah mendengar atau melihat video dan lagu Judas sebelumnya.
“Pada intinya, video ini menceritakan tentang sebuah pengampunan dan pengkhianatan yang saling berkaitan antara satu sama lain,” ulas GaGa melalui sesi wawancaranya di MSN Entertainment Kanada. ” Video tersebut menempatkan takdir diatas segalanya dan pada kenyataannya semua jenis kesalahan dihidupmu adalah bukan dosa yang sebenarnya, mereka hanya bagian yang potensial dari takdirmu secara keseluruhan”. Pelantun lagu Poker Face ini juga mengungkapkan pada media tersebut bahwa apa yang dituangkan pada lagunya adalah apa yang dia dapatkan semasa dia dibangku sekolah. “Judas, adalah metafora dan analogi tentang sebuah pengampunan serta pengkhianatan, juga segala sesuatu yang menghantui hidup kalian. Dan aku mempercayainya sebagai kegelapan dalam hidupmu yang pada akhirnya akan menerangi jalanmu,” sambungnya.  Laurenieann Gibson, sutradara video klip ini mengatakan bahwa dirinya juga orang Kristen dan tak ada maksud menghina Tuhan.
Lagu saja sudah membuahkan kontroversi, apalagi video klipnya yang pasti bakal makin membuat gusar. Dalam video klip yang telah dirilis 5 Mei lalu, Gaga berperan sebagai Mary Magdalene di video tersebut. GaGa menceritakan, ia akan memimpin para pengikutnya untuk bertemu dengan Jesus di suatu tempat. Adegan itulah yang kemudian disebutnya sebagai bentuk perayaan terhadap tingkat keimanan seseorang.
Bagi umat kristiani, Judas yang dimaksud dalam lagu tersebut adalah Yudas Iskariot. Yudas Iskariot, anak Simon Iskariot, dia juga termasuk salah seorang dari dua belas rasul yang dipilih oleh Yesus, dan dia bertugas sebagai bendahara. Di kalangan orang Kristen, nama Yudas Iskariot sudah tidak asing lagi. Dia dianggap sebagai pengkhianat karena telah menyerahkan Yesus Kristus kepada imam-imam kepala dengan harga 30 keping perak.
Berbeda dengan keyakinan umat Kristiani yang menyebut Judas (salah satu murid Yesus) sebagai pengkhianat, Alquran menyatakan bahwa para hawariyyin (murid-murid Yesus) adalah orang-orang soleh, taat, dan setia, tidak satu ayat pun yang menyatakan baik secara eksplisit maupun implisit, bahwa salah seorang hawariyyin telah menjadi pengkhianat.
Leggi tutto >>

Jumat, 14 Oktober 2011

Just Dance - lady gaga lyrics

Red One
Convict
Gaga

I’ve had a little bit too much
All of the people start to rush.
start to rush by.
How does he twist a dance?
Can’t find my drink or man.
Where are my keys, I lost my phone.
What’s go-ing out on the floor?
I love this record baby, but I can’t see straight anymore.
Keep it cool what’s the name of this club?
I can’t remember but it’s alright, alright.

[Chorus:]
Just dance. Gunna be okay.
Da-doo-doo-doo
Just dance. Spin that record babe.
Da-doo-doo-doo
Just dance. Gunna be okay.
ju, ju, just
Dance. Dance. Dance. Ju-just dance.

Wish I could shut my playboy mouth.
How’d I turn my shirt inside out? Inside out babe.
Control your poison babe
Roses with thorns they say.
And we’re all gettin’ hosed tonight.
What’s go-ing out on the floor?
I love this record baby, but I can’t see straight anymore.
Keep it cool what’s the name of this club?
I can’t remember but it’s alright, alright.

[Chorus]

When I come through on the dance floor checkin out that catalogue.
Can’t believe my eyes so many women without a flaw.
And I ain’t gonn’ give it up, steady tryna pick it up like the car
I’ma hit it, I’ma hit it and flex until the til done until tomorr’ yeah.
Shawty I can see you got so much energy
The way you twirling up them hips round and round
There’s no reason at all why you can’t leave here with me
In the meantime stay, let me watch you break it down.

[Chorus]

half psychotic sick, hypnotic
I got my blueprint it’s symphonic
half psychotic sick, hypnotic
I got my blueprint electronic
half psychotic sick, hypnotic
I got my blueprint it’s symphonic
half psychotic sick, hypnotic
I got my blueprint electronic

Go! Use your muscle, carve it out, work it, hustle
I got it, just stay close enough to get it
Don't slow ! Drive it, clean it, lights out, bleed it
Spend the lasto
(I got it)
In your pocko
(I got it)

[Chorus]

Leggi tutto >>

Sejarah Olimpiade

-
Olimpiade (Olimpic) adalah ajang olah raga antar bangsa. Ada dua olimpiade yang paling dikenal saat ini yaitu Olimpiade Musim Panas dan Olimpiade Musim Dingin.
Olimpiade Musim Panas adalah ajang olah raga musim panas yang diadakan setiap 4 tahun dan diikuti oleh seluruh negara di dunia yang terdaftar di Komite Olimpiade Internasional (IOC = International Olympic Committee)
Olimpiade Musim Dingin adalah ajang olah raga musim dingin antar bangsa yang diadakan 4 tahun sekali. Pertandingan biasanya dilakukan di atas es atau salju, misalnya seluncur es atau ski. Jumlah negara peserta Olimpiade Musim Dingin lebih sedikit dibandingkan Olimpiade Musim Panas, karena negara-negara yang berada di equator tidak memiliki fasilitas untuk olah raga musim dingin.
Dalam tulisan selanjutnya, olimpiade yang dimaksud adalah Olimpiade Musim Panas.
Olimpiade Modern Pertama
Awalnya olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi Theodosius. Olimpiade kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis, Pierre Fredy, Baron de Courbertin pada tahun 1896.
Dalam kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan oleh Pierre Fredy di Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama tahun 1896. Dan selanjutnya sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas ini senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II.
Urut-urutan Penyelenggaraan Olimpiade :
1. Olimpiade Athena, Yunani, 1896 (6 April – 15 April).
-
Jumlah negara peserta : 13
Jumlah atlet : 245
Jumlah pertandingan : 43 dalam 9 cabang olah raga.
-
2. Olimpiade Paris, Perancis, 1900 (14 Mei – 28 Oktober)
-
3. Olimpiade St. Louis, Missouri, AS, 1904 (1 Juli – 23 —-Nopember)
-
-
Jumlah negara peserta : 12
Jumlah atlet : 651
Jumlah pertandingan : 91 dari 18 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 79, Jerman 4, Kuba 4, Kanada 4, Hongaria 2, Britania Raya 1, Tim campuran 1, Yunani 1, Swiss 1, Austria 0.
-
4. Olimpiade London, Inggris, 1908 (27 April–31 Oktober)
-
-
Jumlah negara peserta : 28
Jumlah atlet : 2.407
Jumlah pertandingan : 110
10 besar perolehan medali emas :
Britania Raya 56, Amerika Serikat 23, Swedia 8, Perancis 5, Jerman 3, Hongaria 3, Kanada 3, Norwegia 2, Italia 2, Belgia 1.
-
5. Olimpiade Stockholm, Swedia, 1912 (5 Mei – 22 Juli)
-
Jumlah negara peserta : 22
Jumlah atlet : 2.008
Jumlah pertandingan : 102 dari 14 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 25, Swedia 24, Britania Raya 10, Finlandia 9, Perancis 7, Jerman 5, Afrika Selatan 4, Norwegia 4, Hongaria 3, Kanada 3.
-
6. Olimpiade Berlin 1916 dibatalkan, karena ada Perang Dunia I.
-
7. Olimpiade Antwerpen, Belgia, 1920 (20 April – 12 September)
-
-
Jumlah negara peserta : 29
Jumlah atlet : 2.626
Jumlah pertandingan : 154 dari 22 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 41, Swedia 19, Britania Raya 15, Finlandia 15, Belgia 14, Norwegia 13, Italia 13, Perancis 9, Belanda 4, Denmark 3.
-
8. Olimpiade Paris, Perancis, 1924 (4 Mei – 27 Juli)
-
Jumlah negara peserta : 44
Jumlah atlet : 3.089
Jumlah pertandingan : 126 dari 17 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 45, Finlandia 14, Perancis 13, Britania Raya 9, Italia 8, Swiss 7, Norwegia 5, Swedia 4, Belanda 4, Belgia 3.
-
9. Olimpiade Amsterdam, Belanda, 1928 (17 Mei – 12 —-Agustus)
-
Jumlah negara peserta : 46
Jumlah atlet : 3.014
Jumlah pertandingan : 109 dari 14 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 22, Jerman 10, Finlandia 8, Swedia 7, Italia 7, Swiss 6, Perancis 6, Belanda 6, Hongaria 4, Kanada 4.
-
10. Olimpiade Los Angeles, California, AS, 1932 (30 Juli – —–14 Agustus)
-
--
Olimpiade ini diselenggarakan ketika dunia sedang dilanda keadaan ekonomi “depresi berat”, sehingga sejumlah besar negara tidak mengirimkan atlet karena tidak memiliki dana.
-
Jumlah negara peserta : 37
Jumlah atlet : 1.322 (1.206 pria, 126 wanita)
Jumlah pertandingan : 116 dari 14 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 41, Italia 12, Perancis 10, Swedia 9, Jepang 7, Hongaria 6, Finlandia 5, Britania Raya 4, Jerman 3, Australia 3.
-
11. Olimpiade Berlin, Jerman, 1936 (1 Agustus – 16 —–Agustus)
-
--
Jumlah negara peserta : 49
Jumlah atlet : 3.963
Jumlah pertandingan : 129 dari 19 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Jerman 33, Amerika Serikat 24, Hongaria 10, Italia 8, Finlandia 7, Perancis 7, Swedia 6, Jepang 6, Belanda 6, Britania Raya 4.
-
12. Olimpiade 1940 yang rencananya akan diadakan di Tokyo, Jepang, tanggal 21 September – 5 Oktober, dibatalkan karena pecah Perang Dunia II.
-
13. Olimpiade 1944 yang rencananya akan diadakan di London, dibatalkan karena adanya Perang Dunia II.
-
14. Olimpiade London, Britania Raya, 1948 (29 Juli – 14 —–Agustus)
-
-
Jumlah negara peserta : 59
Jumlah atlet : 4.099
Jumlah pertandingan : 136 dari 17 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 38, Swedia 16, Perancis 10, Hongaria 10, Italia 8, Finlandia 8, Turki 6, Cekoslowakia 6, Swiss 5, Denmark 5.
-
15. Olimpiade Helsinki, Finlandia, 1952 (19 Juli – 3 Agustus)
-

-
Untuk pertama kalinya Indonesia ikut didalam Olimpiade ini. Dan selanjutnya Indonesia tak pernah absen ikut Olimpiade hingga Olilpiade ke 34 di Beijing tahun 2008 (kecuali waktu memboikot Olimpiade ke 22 di Moskwa tahun 1980, sebagai protes terhadap perangSoviet–Afganistan”)
-
Jumlah negara peserta : 69
Jumlah atlet : 4.925
Jumlah pertandingan : 149 dari 17 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 40, Uni Soviet 22, Hongaria 10, Swedia 12, Italia 8, Cekoslowakia 7, Perancis 6, Finlandia 6, Australia 6, Norwegia 3.
-
16. Olimpiade Melbourne, Australia, 1956 (22 Nopember – —–8 Desember)
-
-
Jumlah negara peserta : 67
Jumlah atlet : 3.184
Jumlah pertandingan : 145 dari 17 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Uni Soviet 37, Amerika Serikat 32, Australia 13, Hongaria 9, Italia 8, Swedia 8, Jerman 6, Britania Raya 6, Rumania 5, Jepang 4.
-
17. Olimpiade Roma, Italia, 1960 (25 Agustus – 11 ——September)
-
-
Jumlah negara peserta : 83
Jumlah atlet : 5.343
Jumlah pertandingan : 145 dari 17 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Uni Soviet 43, Amerika Serikat 34, Italia 13, Jerman 12, Australia 8, Turki 7, Hongaria 6, Jepang 4, Polandia 4, Cekoslowakia 3.
-
18. Olimpiade Tokyo, Jepang, 1964 (10 Oktober – 24 ——Oktober)
-
-
Jumlah negara peserta : 93
Jumlah atlet : 5.140
Jumlah pertandingan : 163 dari 16 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 36, Uni Soviet 30, Jepang 16, Jerman 10, Italia 10, Hongaria 10, Polandia 7, Australia 6, Cekoslowakia 5, Britania Raya 4.
-
19. Olimpiade Mexico City, Meksiko, 1968 (12 Oktober – —–27 Oktober)
-
-
Jumlah negara peserta : 112
Jumlah atlet : 5.530
Jumlah pertandingan : 172 dari 20 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 45, Uni Soviet 29, Jepang 11, Hongaria 10, Jerman Timur 9, Perancis 7, Cekoslowakia 7, Jerman Barat 5, Australia 5, Britania Raya 5.
-
20. Olimpiade Munchen, Jerman Barat, 1972 (26 Agustus –-–—- 11 September)
-
-
Olimpiade ini dinodai kejadian yang disebut Tragedi Munchen. Pada 5 September 1972, kelompok teroris September Hitam(Black September) yang terdiri dari orang-orang Palestina menyandera dan membunuh 11 atlet Israel. Dalam upaya penyelamatan yang dilaksanakan, hampir seluruh militan dibunuh kecuali 3 diantaranya. Seluruh acara Olimpiade ditunda untuk sementara, namun sehari kemudian dilanjutkan meskipun beberapa atlet memutuskan untuk pulang kenegaranya.
-
Jumlah negara peserta : 150
Jumlah atlet : 7.123
Jumlah pertandingan : 195 dari 23 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Uni Soviet 50, Amerika Serikat 33, Jerman Timur 20, Jerman Barat 13, Jepang 13, Australia 8, Polandia 7, Hongaria 6, Bulgaria 6, Italia 5.
-
21. Olimpiade Montreal, Kanada, 1976 (17 Juli – 1 ——-Agustus)
-
-
Jumlah negara peserta : 93
Jumlah atlet : 5.140
Jumlah pertandingan : 163 dari 16 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 36, Uni Soviet 30, Jepang 16, Jerman 10, Italia 10, Hongaria 10, Polandia 7, Australia 6, Cekoslowakia 5, Britania Raya 4.
-
22. Olimpiade Moskwa, Uni Soviet, 1980 (19 Juli – —–3 Agustus)
-
Olimpiade ini diboikot oleh sejumlah negara sebagai protes terhadap perangSoviet–Afganistan”, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia.
-
Jumlah negara peserta : 80
Jumlah atlet : 5.217 (4.093 putra, 1.124 putri)
Jumlah pertandingan : 203 dari 21 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Uni Soviet 80, Jerman Timur 47, Bulgaria 8, Kuba 8, Italia 8, Hongaria 7, Rumania 6, Perancis 6, Britania Raya 5, Polandia 3, Swedia 3.
-
23. Olimpiade Los Angeles, AS, 1984 (28 Juli – 12 Agustus)
-
Olimpiade LA
-
Jumlah negara peserta : 140
Jumlah atlet : 6.797 (5.230 putra, 1.567 putri)
Jumlah pertandingan : 221 dari 23 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 83, Rumania 20, Jerman Barat 17, China 15, Italia 14, Kanada 10, Jepang 10, Selandia Baru 8, Yugoslavia 7, Korea Selatan 6.

-

24. Olimpiade Seoul, Korea Selatan, 1988 (17 September --2 Oktober)


-

-

Indonesia meraih medali untuk pertama kalinya sejak ikut Olimpiade pertama kali (Olimpiade ke 15, 1952, Helsinki, Finlandia) melalui trio Lilies Handayani, Nurfitrie Saiman dan Kusuma Wardhani yang merebut medali perak di dalam cabang memanah.

Jumlah negara peserta : 159
Jumlah atlet : 8.465 (6.279 putra, 2.186 putri)
Jumlah pertandingan : 263 dari 27 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Uni Soviet 55, Jerman Timur 37, Amerika Serikat 36, Korea Selatan 12, Jerman Barat 11, Hongaria 11, Bulgaria 10, Rumania 7, Perancis 6, Italia 6.

-

25. Olimpiade Barcelona, Spanyol, 1992 (25  Juli – 9 —–Agustus)

—–

-

Bulutangkis, bisbol, dan judo putri menjadi bagian dari Olimpiade untuk pertama kalinya.

-

Indonesia meraih medali emas (total 2 emas) untuk pertama kalinya sejak ikut Olimpiade melalui cabang bulutangkis yang dipersembahkan masing-masing oleh Susi Susanti (tunggal putri) dan Alan Budikusuma (tunggal putra).

-

Karena pecahnya Uni Soviet tahun 1991, Estonia, Latvia dan Lithuania berpartisipasi sebagai negara tersendiri. Negara Soviet lainnya berpartisipasi sebagai “Tim Bersatu

-

Pecahnya Yugoslavia, membuat Kroasia, Slovenia dan Bosnia Herzegovina ikut sebagai negara tersendiri.

-

Jumlah negara peserta : 169
Jumlah atlet : 9.956 ( 7.010 putra, 2.851 putri)
Jumlah pertandingan : 286 dari 32 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Tim Bersatu (Negara Soviet) 45, Amerika Serikat 37, Jerman 33, China 16, Kuba 14, Spanyol 13, Korea Selatan 12, Hongaria 11, Perancis 8, Australia 7.

-

26. Olimpiade Atlanta Georgia, AS, 1996 (19 Juli – 4 —–Agustus)

-

-

Olimpiade ini dianggap oleh sebagian orang sebagai Olimpiade yang paling tidak sukses. Masalah lalu lintas sering membuat perjalanan atlit terhambat. Terlalu banyaknya iklan yang beredar pada Olimpiade ini, terutama milik Coca-Cola. Selain itu terjadi insiden bom pada 27 Juli 1996.

-

Jumlah negara peserta : 197
Jumlah atlet : 10.320 ( 6.797 putra, 3.523 putri)
Jumlah pertandingan : 271 dari 26 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :
Amerika Serikat 44, Rusia 26, Jerman 20, China 16, Perancis 15, Italia 13, Australia 9, Kuba 9, Ukraina 9, Korea Selatan 7 ……….. Indonesia 1 (urutan ke 41).

-

27. Olimpiade Sydney, Australia, 2000 (15 September – 1Oktober)

-

Jumlah negara peserta : 199
Jumlah atlet : 10.651 (6.582 putra, 4.069 putri)
Jumlah pertandingan : 300 dari 28 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :

Amerika Serikat 40, Rusia 32, China 28, Australia 16, Jerman 13, Perancis 13, Italia 13, Belanda 12, Kuba 11, Britania Raya 11.

-

28. Olimpiade Athena, Yunani, 2004 (13 Agustus – 29 —–Agustus)

Didalam Olimpiade ini, Indonesia meraih 1 emas (Taufik Hidayat, bulu tangkis), 1 perak (Raema Lisa Rumbewas, angkat besi putri 53 Kg) dan 2 perunggu (Sony Dwi Kuncoro, bulu tangkis tunggal putra dan Flandy Limpele/Eng Hian, bulu tangkis ganda putra).

-

Jumlah negara peserta : 202
Jumlah atlet : 11.099 ( putra, putri)
Jumlah pertandingan : 301 dari 28 cabang olah raga.
10 besar perolehan medali emas :

Amerika Serikat 35, China 32, Rusia 27, Australia 17, Jepang 16, Jerman 14, Perancis 11, Italia 10, Korea Selatan 9, Britania Raya 9.

-

29. Olimpiade Beijing, China, 2008 (8 Agt – 24 Agt)


-

Olimpiade musim panas ke 29 ini dibuka dengan upacara yang fantastis dan spektakuler di Stadion Sarang Burung, Beijing pada tanggal 8-8-08 pukul 08–08–08 malam (jam 8 malam lewat 8 menit dan 8 detik). Didalam kebudayaan China, angka 8 diasosiasikan dengan kemakmuran. Dana penyelenggaraan (stadion, infrastruktur dan lain-lain) 40 miliar dollar AS (Rp. 360 triliun)

-

Jumlah negara peserta : 204
Jumlah atlet : 10.700
Jumlah pertandingan: 302 dari 28 cabang olah raga.

10 besar perolehan medali emas :
China 51, Amerika Serikat 36, Rusia 23, Inggris 19, Jerman 16, Australia 14, Korea Selatan 13, Jepang 9, Italia 8, Perancis 7.

-
30. Olimpiade London, Britania Raya 2012 (27 juli – 12 —–Agustus)

-

Olimpiade ke 30 akan diadakan di London, Britania Raya. London sebelumnya pernah 2 kali menyelenggarakan Olimpiade pada tahun 1908 dan 1948.

http://iwandahnial.wordpress.com/2008/08/14/sejarah-olimpiade-musim-panas/

Leggi tutto >>